Senin, 26 September 2016

Tubuh Kurus Sama Bahayanya dengan

Tubuh Kurus Sama Bahayanya dengan Kegemukan                                                                     

 Untuk memperoleh rangkuman itu, peneliti lihat jalinan pada indeks massa badan (IMT) serta tingkat kematian sepanjang satu tahun lebih diantara 50. 000 wanita serta 5. 000 lelaki umur 40 ke atas di propinsi Kanada Manitoba.                                                            

Beberapa peneliti temukan kalau wanita kurus, dengan BMI kurang dari 22, 5, mempunyai resiko kematian 44% lebih tinggi sepanjang periode tujuh th. riset. Di segi lain, wanita gemuk dengan keseluruhan lemak badan kian lebih 38, 7%, mempunyai tingkat kematian 19% lebih tinggi.        

Untuk mengkalkulasi jumlah lemak pada badan wanita, peneliti tak memercayakan perhitungan IMT—yang adalah ukuran berat berdasar pada jumlah lemak serta otot—melainkan segera lihat jumlah lemak di badan responden.                                                                   

Untuk grup pria, pria dengan BMI kurang dari 23, 8, mempunyai tingkat kematian 45% lebih tinggi sepanjang periode riset sekitaran 4, 5 th., sedang pria dengan jumlah lemak badan kian lebih 36%, mempunyai resiko kematian 59% lebih tinggi sepanjang periode riset.                      

Sangat kurus dapat jadi awal timbulnya penyakit pada sebagian individu. Ketika yang sama, keunggulan berat tubuh serta obesitas juga tak maksimal untuk kesehatan, kata Dr William D. Leslie, penulis studi yang disebut profesor kedokteran serta radiologi di University of Manitoba.    

Leslie memberikan, jadi sangat kurus dihubungkan dengan badan yg tidak fit serta tak mempunyai kemampuan massa otot. Hingga, baiknya orang yang sangat kurus selekasnya melakukan perbaikan berat tubuh untuk dapat meraih berat normal.                                                   

daripada orang yang kurus, sekarang ini jumlah orang yang gemuk atau obesitas jauh semakin banyak.               

Tetapi, peneliti mengaku kalau riset ini masihlah miliki terbatasnya. Sebab, beberapa peneliti tak lihat dengan cara detil apa penyebabnya kematian yang dihadapi responden, serta cuma lihat responden yang wafat sepanjang masa riset. Serta tak lihat bagaimana keadaan kesehatan responden sebelumnya masuk periode riset.                                                                               

Walaupun demikian, Dr Carl Lavie, direktur medis dari pusat rehabilitasi serta mencegah penyakit jantung di John Ochsner Heart & Vascular Institute di New Orleans menyampaikan, “Orang dewasa 1/2 baya atau lebih tua yang keunggulan berat tubuh atau bahkan juga cukup gemuk mempunyai tingkat kematian lebih tinggi daripada mereka yang ada di kisaran berat tubuh normal. ”                        

Demikian sebaliknya, riset itu mungkin saja menginginkan mengutamakan pada responden dengan berat tubuh kurang untuk melindungi kesehatan. Hingga bisa mempunyai badan kurus yang ‘layak’.                                                                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar